Blogroll

TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI




       Sebagai mana disebutkan di atas, bahwa kaum sufi terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu mereka yaitu mereka yang mengajarkan tasawuf yang berasal dari ajaran-ajaran al-Quran dan Hadits. Golongan ini adalah yang mengajak dan menyeru umat islam, melalui gerakan tasawufnya yang berdasarkan panggilan dan anjuran dua dalil naqli di atas. Karena kedua dalil tersebut berisikan ajaran-ajaran akhlak maka tasawuf ini juga disebut ajaran tasawuf akhlaki.

       Ajaran-ajaran para tokok sufi sunni/akhlaki menyangkut keseluruhan akhlak yang mengajarkan oleh al-Qur’an dan Hadits. Dari kedua sumber hukum dan sumber ajaran islam itulah mereka menolarkan ajaran-ajaran akhlak seperti zuhud, taubat, tawakkal, sabar, mahabbah, ridla, dan lain-lain.

       Dengan demikian jelas ajaran tasawuf sunni adalah tasawuf yang ajarannya bersumber dari nash-nash al-Qur’an dan al Hadis. Ajaran inilah yang diperaktekkan oleh Rasulullah dan Sahabatnya yang dilanjutkan oleh para tabi’in dn par ulam terdahulu.

       Tasawuf sunni berdasarkan ajarnnya sesuai dengan misi diutusnya Rasulullah saw. Yaitu untuk memperbaiki akhlak manusia yang sempurna. Seluruh ajaran-ajaran tersebut telah dipraktekkan daam kehidupan Rasul. Rasul memperlihatkan kepada umatnya sebagai pribadi yang sempurna, yang hal itu diprktekkan oleh para sahabat beliau seperti Abu Bakar al Siddiq yang terkenal dengan tawakkal, sabarnya. Umar ibn Khattab dikenal dengan keadilan dan kebijaksanaannya, Utsman dikenal dengan kedermawanannya dan kesabarannya, serta Ali ibn Abi Thalib yang dikenal dengan ketegasan, keadilan dan rendah hati.

       Sedangkan tasawuf falsafi adalah mereka kaum sufi yang dalam ajaran-ajarannya dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani sebagaimana dijelaskan. Para sufi yang mengajarkan aliran ini, adalah mereka yang terpengaruh dengan ajarna-ajaran filsafat. Diantara mereka adalah Abu Yazid al Bustami, yang mengajarkan al ittihad, al Hallaj, yang mengajarkan al Hulul dan lain-lain.

 AJARAN TASAWUF FALSAFI

       Ajaran-ajaran tasawuf terwujud setidaknya dari kecendrungan ajarannya, yaitu ajarn yang berorientasi kepada perilaku dan sikap umat ketika mereka berinteraksi dengan dunia luar, mereka yang dikelompokkan kepada kaum tasawuf sunni/akhlaki, dan mereka yang mempunyai kecendrungan ajaran-ajaran yang didasarkan kepada perkataan yang harus dipahami dengan mendalam dan teliti.
                                                                            

       Tasawuf falsafi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kajian dan jalan esoteric dalam islam untuk mengembangkan kesucian bathin yang kaya dengan pandangan filososfis. Keberadaan tasawuf bercorak falsafi ini pada satu sisi telah menarik perhatian para ulama yang pada awalnya kurang senang dengan kehadiran filsafatdalam khazanah islam. Sementara bagi para ulama yang menyenangi kajian-kajian filsafat dan sekaligus menguasainya, asawuf falsafi bagaikan sungai yang airnya demikian bening dan begitu menggoda untuk direnangi.

       Seorang sufi yang dianggap sebagai perintis tasawuf falsafi adalah Ibn Masarrah w. 319-931, yang hidup di Andalusia. Sekaligus dia dianggap sebagai filosof sufi pertama dalam dunia Islam. Ajaran tasawufnya dipengaruhi oleh pandangan filsafat emanasi sebagai kelanjutan dari emanasi Plotinus. Menurutnya, melalui jalan tasawuf manusiadapat melepaskan jiwanya dari belenggu/penjara badan dan memperoleh karunia Tuhan berupa penyinaran hati dengan nur Tuhan. Suatu ma’rifat yang memberikan kebahagian sejati. Ia juga menganut pandangan bahwa kehidupan akhirat bersifat ruhani, sehingga di akhirat kelak manusia dibangkitkan ruhnya saja, tidak dengan badan. Pandangan yang amat mirip dengan pernyataan Ibnu Sina tentang kebangkitan manusia kelak di akhirat................

0 Response to "TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI"

Contact Form

Name

Email *

Message *

View Blog

wdcfawqafwef