Blogroll

AKHLAK TERCELA

                                                                           


        Yang dimaksud dengan akhlak yang tercela adalah sifat, perilaku dan perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan al Gazali, akhlak yang tercela disebut dengan al madzmumah, yaitu segala perilaku yang dicela oleh Allah dan oleh mahluk.

       Dalam al-Quran disebutkan, bahwa manusia memiliki akhlak yang tercela karena ia memiliki nafsu yang mengajaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Sedangkan macam-macam akhlak yang tercela diantaranya adalah sebagai berikut :

       Menceritakan kejelekan orang lain (ghibah). Ghibah ialah menceritakan kejelekan orang lain atau menceritakan sesuatu yang apabila didengar oleh orang dibicarakan ia akan marah dan tidak menyukai hal tersebut. Allah menggambarkan perilaku orang yang suka melakukan hal di atas dengan menggambarkan laksana orang memakan daging saudara yang sudah mati. Allah berfirman. Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jahuilah kebanyakan sangkaan itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang” (QS. Al-HUjarat : 12).

       Ayat di atas, mengandung larangan menceritakan kejelekan orang lain atau menggunjing. Hadits Nabi saw. Yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Abu Hurairah ra. Berkata : “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu?” Rasulullah menjawab, “Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, maka itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat yang kamu katakan maka kamu telah berdusta”.

       Ghibah atau menggunjing orang dapat mengurangi dan enghapuskan pahala puasa Ramadhan. Perbuatan ini berakibat dosa sekaligus menghilangkan pahala atau kebaikan orang yang melakukannya.
Menggunjing dapat mudah terjadi ketika berkumpulnya orang dan dapat terjadi dimana saja, baik dirumah, di pasar, di tempat hiburan dan di acara-acara masyarakat. Orang dipergunjinkan sedang tidak ada ditempat tersebut, sehingga para penggunjing dengan leluasa menggunjingkannya.

       Dalam pandangan berbagai Ulama, terdapat ghibah, tang dihukumi boleh. Ghibah yang boleh adalah untuk tujuan yang benar diisyaratkan, yang tidak mungkin tujuan itu tercapai kecuali dengan ghibah tersebut. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

       Menyampaikan perilaku aniaya oleh orang lain. Diperbolehkan bagi orang yang didhalimi untuk mengajukan orang yang melakukan kezhaliman kepada penguasa atau hakim dan selain keduannya dari orang-orang yang memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk mengadili si dhalim itu. Orang yang didzalimi itu boleh mengatakan si fulan (menyebut namanya) itu telah menzhalimi diriku;
                                                                           

       Menceritakan kejelekan orang lain yang berbuat dzalim agar dengan cerita tersebut orang lain dapat berhati-hati dengannya, sehingga terhindar dari kejelekan dan kejahatan yang berbuat dzalim tersebut. Dalam hal ini seseorang boleh menyebut nama seseorang yang jahat dengan maksud agar orang lain berhati-hati denagannya dan tidak terkena kejahatan orang yang jahat tersebut.

       Meminta seseorang untuk merubah kejelekan orang lain yang terbiasa melakukan perbuatan tersebut. Meminta tolong untuk mengubah kedhaliman dengan maksud orang tersebut kembali kejalan yang benar sesuai dengan ajaran Allah. Seseorang dapat mengatakan kepada orang yang memiliki kekuatan yang ia harapkan dapat mengubah kemungkaran yang dilakukan oleh seseorang, dan dibolehkan untuk menyebut nama yang berbuat jelek tersebut, maka dengan demikian mereka akan menasehatinya dan melarangnya berbuat jahat. Tujuan orang menceritakan kejahatan orang tersebut adalah mencapai kebaikan dan mengubah kemungkaran atau kejahatan, sehingga ketika menceritakan aib orang lain dengan tidak maksud di atas, hal itu ghibah yang diharamkan.

       Sombong adalah sifat, perilaku yang merasa diri lebih baik dari orang lain. Kesombongan adalah warisan dari Iblis, yang menolak mengikuti perintah Allah untuk bersujud (hormat) kepada Nabi karena merasa lebih baik dan lebih mulia dari Adam.

       Kesombongan hanya hak Allah, dan manusia tidak berhak memakainya. Hanya Allahlah yang layak dan berhak sombong, karena dia yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, Dialah yang Maha Agung, karena Allah pemilik segalanya.
                                                                         

       Kesombongan itu adalah akhlak yang tercela dan akan memberikan kemudaratan orang lain, sehingga ia sering menghina, mengejek dan memperlakukan senonoh orang lain. Sementara orang dihina dan dicerca tersebut boleh jadi lebih baik dari orang yang menghina tersebut. Di samping itu, seorang yang menghina, mengejek, mengolok-olok orang lain karena kekurangan atau cacat yang dimiliki orang yang dihina, sama saja ia menghina Allah, karena Allah adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu di alam ini. Selain itu, ia telah menghina dan merendahkan derajat manusia, sedangkan Allah telah memuliakan manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini.

       Kesombongan adalah perasaan yang cendrung memandang orang lain lebih hina dan lebih rendah darinya, meskipun demikian, seseorang yang menganggap dirinya lebih mulia belum tentu ia bersikap sombong, kerena ia bisa jadi memandang orang lain sejajar dengannya, atau bahkan lebih besar dari pada dirinya.

       Terdapat banyak dalil yang melarang seseorang untuk bersikap sombong. Diantaranya dalam surat al-A’raaf ayat 46. Allah berfirman : “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat ayat-ayat Ku, tidak beriman kepanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa petunjuk, maka tidak mau menempuhnya. Tetapi jika ia melihat jalan kesesatan , mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu karena mereka mendustakan ayat-ayat kami, dan mereka selalu melalaikannya”.

       Kesombongan dapat menutup pintu-pintu kebaikan dan selanjutnya menutup pintu syurga. Kesombongan dapat menghilangkan rasa untuk mencintai orang mukmin lainnya sebagaimana mencintai diri sendiri. Kebalikan sikap sombong adalah sikap tawadhu’ yang merupakan pangkal akhlak orang beriman yang bertaqwa. Seseorang yang sombong akan menghasilkn perbuata-perbuatan yang tidak terpuji seperti dusta, tidak dapat meninggalkan rasa dendam, marah, dan bangkit, tidak dapat memberi nasehat orang lain; selalu menghna orang dan menggunjingnya.

       Sikap sombong inilah yang ditunjukkan oleh Iblis ketika menolak perintah Allah untuk sujud menghormati kepada Adam, kerena merasa lebih tinggi derajatnya dari pada Adam. Iblis terbuat dari api sedangkan Adam terbuat dari tanah. Unsur api diyakini oleh iblis lebih tinggi dari pada tanah. Akibatnya Iblis diusir dari Jannah, kemudian timbul dendam kepada Adam.

       Kesombongan yang paling jelek adalah kesombongan yang mengakibatkan orang tersebut menolak kebenaran. Orang-orang kafir umumnya berperilaku sombong dalam menerima ajaran islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Mereka dengan sombong menentang Rosululah, mengejek dan menghina dengan merasa gengsi untuk masuk islam. Mereka seperti Abu Jahal, menolak kebenaran untuk masuk islam, karena merasa memili derajat dan posisi yang tinggi di masyarakat. Dalam konteks ini, Nabi Muhammad aw. Bersabda ketika ditanya oleh Tsabit bin Qais. Ia berkata : “Waahai Rasulullah, saya adalah orang yang suka keindahan sebagaimana engkau lihat. Adakah itu termasuk sombong?” Nabi menjawab, “tidak. Akan tetapi kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan mausia” (HR. Muslim). Jadi setiap orang memandang dirinya lebih baik dari pada orang lain dan menghinanya serta memandangnya dengan sinis, atau menolak kebenaran padahal ia mengetahuinya, maka ia telah sombong dan merebut hak-hak Allah.

       Kita dilarang untuk merendahkan dan menghina mansuia lain, karena manusia telah dimuliakan oleh Allah. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 70; “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk telah Kami ciptakan”.
Kesembongan disebabkan karena seseorang merasa mempunyai kelebihan dari pada orang lain, sedang ia tidak sadar bahwa kelebihan yang dimilikinya itu berasal dari Allah. Dalam hal ini Allah berfirman : kelebihan-kelebihan atau nikmat yang menyebabkan seseorang memiliki sifat sombong :

       Kelebihan harta. Seseorang yag memiliki kekayaan dan harta yang melebihi orang lain sering merasa ia lebih hebat, lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dari orang lain. Dengan harta yang dimilikinya, dengan tidak menyadari bahwa harta itu berasal dari Allah. Ia akan merasa berbuat apa saja, dan dapat mendaptkan apa saja sesuai dengan kehendaknya. Ia tidak menyadari bahwa hart itu dri Allah dan kapan saja Allah dapat mencabutnya, dalam keadaan apapu dalam waktu yang cepat apapun yang lambat. Penyebab lain orang memiliki sifat sombong, adalah ia tidak menyadari bahwa seseungguhnya harta yang dimilikinya adalah titipan dari Allah dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya.

       Kelebihan nikmat/pangkat atau jabatan dan kekuasaan. Pangkat, jabatan, dan kekuasaan adalah kenikmatan, fasilitas dan penghormatan manusia atas yang memangkunya. Seorang yang dapat melaksanakan dengan baik pangkat/jabatan yang dipangkunya itu maka ia dapat dikatakan sebagai orang yang amanah. sedangkan mereka yang tidak dapat melaksanakan sesuai dengan hukum Allah dan hukum Negara, maka ia dapat dikatakan sesorang yang khianat.

       Kelebihan/nikmat kecantikan dan ketampanan. Juga yang dapat menimbulkan sifat sombong adalah kecantikan dan ketampanan, ia menganggap bahwa dengan kecantikan dan ketampanannya, orang lain akan tertarik dan memujanya, yang selanjutnya ia akan merasa lebih baik dari pada orang lain.
Kelebihan/nikmat ilmu. Seorang berilmu seharusnya mengabdi dan bermanfaat dengan ilmunya kepada orang lain. Namundemikian ilmu yang dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut akan merasa lebih pintar, lebih alim, lebih tinggi derajatnya dari pada orang lain, karena dengan ilmunya ia dapat melakukan sesuatu yang lain tidak dapat melakukannya. Ketika seseorang yang berilmu merasa lebih tinggi derajatnya dari pada orang lin, ia mengira bahwa ia pintar, alim hanya semata-mata karena usahanya sendiri tanpa pemberian dari Allah.

       Kelebihan nikmat/ibadaj adalah tugas manusia sebagai hamba Allah, karena ia diciptakan untuk mengabdi dan menyembah kepada Allah. Dalam beribadah kepada Allah sering seseorang dihinggapi sifat ujub dan riya’, yaitu merasa lebih baik dan lebih dekat kepada Allah. Ia meresa lebih pantas mendapatkan surga dari pada orang lain. Kesombongan karena ibadah inilah yang dimiliki oleh iblis, yaitu ketika ia menolak bersujud kepada Nabi Adam. Iblis merasa dialah yang pantas untuk dihormat, dan Adam harus bersujud kepadanya, karena ia merasa telah beribdah dalam jangka lama sebelum Allah menciptakan Adam.

0 Response to "AKHLAK TERCELA"

Contact Form

Name

Email *

Message *

View Blog

wdcfawqafwef