Blogroll

FIQH IBADAH



KETENTUAN PUASA DALAM ISLAM
A.    Definisi, macam dan dasar hokum puasa. 
Dalam etimologi Islam, puasa berasal dari kata shama-yashumu-shauman/shiyaman yang berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan dalam terminologi Islam, puasa didefinisikan sebagai suatu ibadah dengan cara menahan diri dari segala perkara yang dapat membatalkan puasa tersebut mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari (magrib). Secara historis, puasa ramadhan diwajibkan sejak tahun kedua hijriah, selama hidup Nabi beliau menjalankan puasa sebanyak 10 kali, 9 kali ganjil (29 hari) dan 1 kali sempurna       (30 hari).
Di dalam literatur fiqh, macam – macam pas dikaji dari segi hukumnya dibagi menjadi 4 :

1.   Pertama, puasa wajib,ada 3 macam, antara lain : 

1               Puasa ramadhan, yaitu puasa yang wajib dilaksanakan bagi setiap individu kaum muslimin selama.    kurang lebih 1 bulan penuh atau bias saja ganjil 29 hari.


Dasar hukumnya firman Allah berikut ini : 

“wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasamu berpuasa seperti diwajibkan atas orang-orang subelum kamu agar kumu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari tertentu”. (QS. Al-Baqrah: 187).

             2.  Puasa nadhar, yaitu puasa yang diwajibkan bagi rang yang berjanji akan berpuasa jika hajat baiknya terkabul (bukan hajat jelek). Nabi saw.bersabda : 

“Dari uqbah bin Amir, Nabi bersabda: Tebusan nadzar (yang tidak terlaksana) itu adalah seperti tebusannya sumpah. (HR. Baihaqi).
        3.   Puasa kafarat, yaitu puasa yang wajib dilakukan oleh setiap individu yang melanggar hukum Allah sebagai tebusan atas perbuatan tersebut. Seperti tidak menunaikan nadzarnyadalam HR. Baihaqi diatas atau sumpah palsu.
Kedua, puasa sunnah, yaitu puasa dalam rangka taqarub kepada Allah, yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.

Ketiga, puasa makruh, yaitu puasa yang dilakukan dengan menentukan satu hari saja. Misalnya, puasa tiap hari jum’at saja, sabtu saja, ahad saja dan seterusnya. Keempat, puasa haram, yaitu puasa yang diharamkan oleh syari’at islam. Misalnya, puasa pada dua hari raya, puasa hari tasyriq.  

B.     Kreteria, Tata Cara dan Hikmah Puasa.

            Pertama, penentuan tanggal 1 ramadhan dapat ditempuh dengan dua metode yaitu:    1). Ru’yah al-Hilal (melihat bulan sabit) 2). Istikmal, menyempurnakan hitungan 30 hari bulan sya’ban.
            Kedua, syarat sahnya puasa: 1). Islam 2). Tamyis 3). Suci dari haid dan nifas 4). Bukan pada hari yang diharamkan berpuasa. Sedangkan syarat wajib puasa: 1). Islam 2). Baligh dan berakal sehat 3). Mampu berpuasa 4). Sehat 5). Bermukim.
            Ketiga, rukun puasa: 1). Niat pada tiap malam hari, atau berniat pada malam harinya untuk berpuasa sebulan dibolehkan oleh imam malik sebagai antisipasi lupa berniat saat mala harinya itu. 2). Menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa, dari terbitnya matahari sampai matahari terbenam.
            Keempat, sunnah-sunnah puasa: 1). Mengutamakan puasa dengan yang manis-manis, utamanya kurma. 2). Sahur walaupun sedikit 3). Memperbanyak amal shaleh 4). Member buka orang lain yang berpuasa 6). Berdoa sebelum berbuka puasa.
Kelima, ada 3 level orang berpuasa: 1). Sekedar menahan diri dari segala yang membatalkan puasa. 2). Menahan diri dari maksiat, ditambah dengan poin pertama 3). Poin 1 dan 2  ditambah dengan menjauhkan diri dari yang memalingkan dirinya dari khusyu’ dan khudlu’ kepada Allah.
Keenam, perkara yang dimakruhkan saat berpuasa: 1). Mencicipi makanan tanpa hajat. 2). Berkata kotor. 3). Berbekam 4). Berkumur dan bersiwak mulai +_  jam 11:30 siang. 5). Mandi/menyelam membasahkan kepala. 6). Terlalu kenyang.
Ketujuh, pembatal puasa, ada 2 jenis: 1). Membatalkan puasa sekaligus pahalanya: a). murtad b). haid, nifas dan melahirkan. c). gila, d). mabuk e). bersetubuh siang hari ramadhan dengan sengaja. f). masuknya zat kejalan tembus secara sengaja dan keterlaluan. g). onami dan masturbasi. h). sengaja muntah.
Kedelapan,  Udhur bolehnya tidak berpuasa: 1).Orang sakit keras 2).Orang sakit yang tidak bias diharapkan sembuhnya dan orang tua (lansia) 3).Wanita hamil dan menyusui 4) haid dan nifas.

0 Response to "FIQH IBADAH"

Contact Form

Name

Email *

Message *

View Blog

wdcfawqafwef