Blogroll

AKHLAK DAN IMAN




                                                                                                                                       ﺒﺴﻢﺍﻟﻟﱠﻪﺍﻟﺮﺤﻤﻦﺍﻟﺮﺤﭕﻢ


A.    Latar belakang
   Berbicara tentang akhlak keadaan jiwa yang dapat melakukan tingkah laku tanpa membutuhkan banyak akal dan pikiran dan dikhususkan untuk sifat dan karakter yang tidak dapat dilihat oleh mata. Al-Qurthubi berkata, Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan sesamanya, ada yang terpuji dan ada yang tercela. Adapun yang terpuji, secara umum adalah menjadikan diri anda dan orang lain dalam diri anda lalu anda mengambil baktinya tetapi tidak mengabdi kepadanya. Detailnya adalah  Lapang dada, lembut, sopan, sabar, saling mencintai, dan sebagainya. Sedangkan Iman sering juga dikenal dengan istilah Aqidah, yang berarti ikatan, yaitu ikatan Hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikatkan Hati dan perasaannya dengan sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan lain. 

A.    Pengertian Akhlak
  Menurut bahasa (etimplogi) perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, tingkah laku , atau tabi’at. Akhlak di samakan dengan kesusilaan, khuluq merupakam gambaran sifat batin, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. manusia

   Jadi yang dimaksud dengan  yang baik adalah satu kata yang mencakup seluruh perangai yang baik dan perbuatan yang terpuji yang sejalan dengan syari’at. Barang siapa telah menempatkan Akhlak yang baik di dalam dirinya maka tidak akan ada yang keluar dari dirinya melaikan perbuatan yang baik dan ucapan yang santun.
Allah SWT berfirman:

وَأِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

   “Dan sesungguhnyakamu benar-benar berbudi pekerti yang agung’’ (QS. Al-Qalam: 4).
Allah swt. Memberitahukan bahwa Rasul dan hamba-Nya, Muhammad saw. Yang selalu menjalankan al-Qur’an baik itu dalam bentuk perintah maupun larangan, telah menjadikan perilakunya itu sebagai jati diri beliau dan akhlak yang menghiasinya. Apa yang di perintahkan oleh al-Qur’an maka beliau akan menjalankannya dan apa yang di larangnya pasti beliau akan tinggalkan. Di samping akhlak mulia yang telah di tanamkan oleh Allah swt. Dalam diri beliau baik itu berupa rasa malu, dermawan, pemberani, pemaaf, dan penyabar, dan semua akhlak mulia beliau miliki. Sebagai mana yang telah di tegaskan di dalam kitab shahih muslim, dari ‘Aisyah ra. Bahwasanya di pernah di tanyatentang akhlak Rasulullah saw. Maka dia mengatakan: “Akhlak beliau adalah al-Qur’an’’.

   

HADITS NO. 626

-وَعَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّام قَالَ: (( مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ الْمُؤْ مِنِ يَوْمَ القِيَامةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ، وَأِنَّ اللهَ يُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيْءَ))   ( رواه الترمذي وقال: حدث صحيح)



   626.Dari Abu Daud Darda’ ra. Bahwa nabi saw. Bersabda: “tidak ada yang lebih berat dalam timbangan seseorang mukmin pada hari Kiamat kelak melebihi budi pekerti yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji lagi suka berkata-kata kotor.” (Diriwayatkan oleh at- Tirmidzi dan dan dia mengatakan: “hadits shahih”).
Kandungan hadits:

•    Penetapan tentang adanya mizan (timbangan) yang akan menimbang amal kebaikan dan keurukan pada pada hari Kiamat, yang memilli dua neraca.
•    Budi pekerti yang baik merupakan amal shalih yang paling agung dan di dapatkan seorang hamba pada hari kiamat kelak dalam lembaran catatan dan akan dilihat dalam timbangan kebaikannya.
•    Orang yang suka berbuat keji dan berkata-kata kotor yang berbicar dengan kata-kata buruk sama sekali tidak disukai Allah.

HADITS NO: 628

-وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّامَ: (( أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ أِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ غُلُقًا، وَجِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنٍسَائِهِمْ))  (رواه الترمذي وقال: حدث حسن صحيح)




   628.Darinya juga, dia bercerita Rasulullah saw. Bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan dia mengatakan: “hadits ini hasan shahih”).


                        3
HADITH NO. 631

وَعَنْ جاَبِرٍ رَضِيَ الله ُعَنْه ُأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلاّمْ قاَلَ: أِنَّ مِنْ أَحَبِكُمْ أِليَّ، وَاَقْرَبِكُمْ مِنّي مَجْلسًا يَوْمَ القِيَامَةِ، أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا، وَأِنَّ أَبَغَضَكُمْ أِلَيَّ، وَأَبْعَدَكُمْ مِنّيْ يَوْالقِيَامَةِ، اَلثَرْثارُوْنَ وَالمُتَشَدِّقُوْنَ وَالمُتَفَيْهِقُوْنَ)) قَالُوا: يَرَسُوْلَ اللهِ قَدْعَلِمْنَا الثَّرْثَارُوْنَ وَالمُتَشَدِّقُوْنَ، فَمَااْلمُتَفَيْهِقُوْنَش؟ قَالَ: ((اْلمُتَكَبِّرُونَ))              (رواه الر مذي وقال: حدث حسن).


   631. Dari Jabir ra. Bahwasanya Rosulullah saw. Bersabda; ’’sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat denganku duduknya pada hari kiamat kelak adalah yang paling baik budi pekertinya di antara kalian. Dan sesungguhnya orang yang paling aku  benci diantara kalian dan paling jauh duduknya dariku pada hari kiamat kelak adalah orang-orang yang banyak bicara, orang yang bermulut besar, dan orang yang bicara dengan angkuh. ‘’ para sahabat berkata: “wahai Rosulullah, kami telah mengetahui maksud trarsaaruun (orang banyak bicara) dan al-mutasyaddiquun  (orang yang bermulut besar), tetapi orang yang dimaksud dengan al-mutafaihiqun” Beliau menjawab: “yaitu orang-orang yang sombong.” (Diriwayatkan oleh al Tirmidzi dan dia mengatakan: “hadits hasan”)

 - kandungan hadith.
•    Budi pekerti yang baik merupakan salah satu seba kecintaan Rasulullah saw. Kepadanya, dan kedekatannya pada beliau pada hari kiamat kelak.
•    Derajat paling tinggi di surga diperuntukkan bagi orang yang berbudi pekerti luhur,karena sifat ini mencakup seluruh kreteria kebajikan.
•    Larangan untuk bermulut besar dengan memperlihatkan berbagai klaim, untuk memperlihatkan kedalaman dan kefasihan bahasa, karena semua sifat tersebut merupakan kreteria orang-orang yang sombong lagi suka berbuat riya’. 
At- Tirmidzi meriwayatkan dari ‘Abdullah bin al-Mubarok ra. Di dalam menafsirkan budi pekerti luhur, menngatakan: “Yaitu berwajah ceria, menebarkan kebaikan, dan mencegah gangguan. 
Kandungan hadith

    Abdullah bin al-Mubarak ra. Mengisyaratkan tanda – tanda dan nilai budi pekerti yang baik, bahwa sesungguhnya budi pekerti yang baik menuntut orang muslim untuk menempilkan wajah ceria dan penuh senyum di hadapan saudaranya sesama muslim, karena dalam hal itu dia akan mendapatkan pahala. Barang siapa yang keadaannya seperti itu, maka dia akan mengulurkan tangannya untuk member kebaikan dan mengutamakan orang lain untuk menerima apa yang dia miliki.

HADITS NO. 636

-وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: بَالَ أَعْرَا بِيُّ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَامَ النَّاسُ أِلَيْهِ لِيَقَعُوْا فِيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَصَلَّام: (( دَعُوْهُ وَأَرِقُوْا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءِ، أَوْذَنُبًا مِنْ مَاءٍ، فَأِنَّمَابُعِثْتُمْ مُيَسَّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مُعَسِّرِيْنَ))  (رواه البخاري)

   636.  Dari Abu Hurairah ra. Dia bercerita, bahwa ada seorang baduui yang kencing di dalam masjid. Maka orang-orang pun datang menghampirinya untuk menghardiknya, sehingga Nabi saw. Bersabda: “Biarkan saja dia dan siramlah kencing dengan seeember atau satu timba air, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesulitan”. (HR. Al-Bukhari).
Kandungan Hadits:
•    Keharusan berlemah lembut kepada orang bodoh dan memberikan yang termudah baginya,tidak memaksa dan mendesaknya, karena hal itu hanya akan membuatnya enggan menimba ilmu dan belajar.
•    Penjelasan mengenai kegigihan Nabi saw. Dalam mengajarkan kebaikan kepada umat manusia, memberikan kasih sayang kepada ummatnya, dan kelembuatan beliau kepada orang-orang yang menentang selama dia tidak bersikeras pada pendiriannya.

B.    Pengertian Iman
   Secara terminologi, iman berarti pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. 
Benginilah pendapat mayoritas ulama. Bahkan, imam syafi’I menceritakan bahwa ini adalah ijma’ para Shahabat, tabi’in, dan generasi setelah mereka yang bertemu dengan mereka dalam keadaan beriman.
    “Pembenaran dengan hati” Artinya, menerima semua ajaran yang dibawa Rasulullah saw.
    “Pengakuan dengan lisan” Artinya, mencakup dua kalimat Syahadat. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

-    Firman Allah swt:

اِنَّمَا المُؤْ مِنُوْنَ الذِيْنَ أِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْ بُهُمْ وَأِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ أَيَتُهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَ كَّلُوْنَ؛ الذِّيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلوةَ وَمِمَّارَزَقْنهُمْ َيُنْفِقُوْنَ؛ أُولَئِكَ هُمُ المُؤْ مِنُوْنَ حَقًا...

“sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenannya), dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan Shalat dan yang menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya...” (Al-Anfa>l: 2-4).

-    Al-Hadith
Hadits  yang diriwayatkan oleh muslim dengan sanadnya, dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda:
“iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang, yang paling utama adalah ucapan la> ila>ha illalla>h,  dan yang paling bawah (tingkatannya) ialah menyingkirkan bahaya (batu,duri, dan sejenisnya) dari tengah jalan. Dan rasa malu termasuk cabang dari iman”
Adapun pengertian iman secara khusus sebagaimana yang tertera dalam hadis di atas ialah keyakinan tentang adanya Allah swt.  Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab yang diturunkan-Nya, Rasul-rasul utusan-Nya, dan yakin tentang kebenaran adanya hari kebangkitan dari alam Kubur. 

0 Response to "AKHLAK DAN IMAN"

Contact Form

Name

Email *

Message *

View Blog

wdcfawqafwef